Minggu, 27 Juni 2010

PIO

A. ORGANISASI DAN KELOMPOK KERJA

Pengantar

Sistem yg terbuka yaitu: suatu kestuan keseluruhan yg terorganisasi, yg terdiri dari 2 atau lebih bagian, komponen atau subsistem, yg saling tergantung, yg dipisahkan dari suprasistem sbg lingkungannya oleh batas2 yg dpt ditemukenali (Kast & Rosenzweig, 1974).

Kast & Rosenzweig memandang organisasi industri sbg satu sistem sosio-teknikal, atinya: sistem yg memiliki aspek2 sosial dan teknikal.

Pengertian

1. Robbins (1988:71): "two more idividuals, interacting and interdependent, who come together to achieve particular objectives." (kelompok terdiri dari 2 atau lebih orang, yg saling mepengaruhi dan saling tergantung, yg dtg brsama2 untuk mencapai sasaran tertentu).
Unsur2 dari batasan tsb adalah:
  • dua atau lebih orang
  • saling mempengaruhi, saling tergantung
  • bersama2 mencapai sasaran
2. Schein (1980:145): "any number for people who (1) interact with one another, (2) are psychologically aware of one another, and (3) perceive themselves be a group." (sejumlah org yg (1) berinteraksi 1 dgn lain, (2) secara psikologikal sadar 1 sama lain, (3) mempersepsikan diri mereka sendiri sbg kelompok).

Secara struktural, kelompok dpt dbedakan kedalam kelompok formal dan kelompok informal.
  • Kel. Formal, dberi batasan oleh struktur organisasi, yg berisi rincian tugas2 pekerjaan dan tanggung jawab tertentu, yg plksanaannya akan menuju ke tercapainya sasaran dan misi keseluruh 1 organisasi.
    Kel. Formal dpt dbedakan kedlm kelompok komando dan kelompok tugas (Robbins).
    - Kel. Komando, yg dtentukan oleh bagan organisasinya, terdiri dari: para bawahan yg melapor scr lgsg kepada seorang menajer tertentu.
    - Kel. Tugas, yg jg dtentukan oleh organisasi, terdiri dari tenaga kerja yg bekerja bersama untuk mnyelesaikan pekerjaan.
  • Kel. Informal, tdk diberikan batasan oleh struktur organisasi dan terjadi secara spontan antara sjmlh tenaga kerja sbg jwbn terhadap kebutuhan tertentu dari mereka.
Makna & Fungsi Kelompok

1. Fungsi kelompok bagi anggota
  • sbg pemenuh kebutuhan para anggotanya
  • sbg pengembang, penunjang, dan pemantap dari identitas & pemelihara dari harga diri
  • sbg penetap dan penguji kenyataan/realitas sosial
  • sbg mekanisme pemecahan masalah dan pelaksanaan tugas
2. Fungsi kelompok bagi organisasi
  • sbg pelaksana tgs yg majemuk & saling tergantung
  • sbg mekanisme pemecahan masalah
  • sbg penghasil gagasan baru dan jawaban kreatif
  • sbg pelancar dari pelaksanaan keputusan yg majemuk
  • sbg vehicle/wahana dari sosialisasi dan pelatihan
  • sbg penghubung atau koordinator utama antar beberapa departement
Interaksi Antar Anggota Kelompok

Interaksi: hub. timbal balik yg menghubungkan komunikasi & perubahan prilaku
  1. proses kelompok
    Kelompok sukses karena adanya "pasak penghubung".
    Fiedler memberikan tipologi dari kel kerja yg ddsrkan pd sifat & intensitas interaksi:
    a) Kelompok interaksi (interacting groups),
    b) kelompok koaksi (co-acting groups),
    c) Kelompok konteraksi (counter-acting groups)

    a) kelompok interaksi: hasil2 akhir sudah diketahui.
    para anggotanya saling tergantung & aksi atau tindakan mereka perlu dikerjakan & disusun bersama untuk dpt menyelesaikan tgs kel dgn baik.
    - aktivitas yg 1 akan mempengaruhi aktivitas yg lain.
    - tahu tujuan.
    - gampang kerjasama

    b) kelompok koaksi : bersama2 aktif.
    anggota kel ini bekerja sama dlm melaksanakan tgs kel, tapi masing2 dpt melaksanakan pekerjaannya relatif scr mandiri tdk saling tergntung.
    - susah kerjasama

    c) kelompok konteraktif : mencari titik temu, hasil akhir tdk diketahui.
    para anggotan kel bekerja sama untuk tujuan perundingan & memufakatkan sasaran & tuntutan yg bertentangan.
    - tahu tujuan tetapi bentuk kesepakatan belum tahu
    - mengobral scr bersama tetapi tujuannya berbeda
    - susah kerjasama
  2. Gejala dalam proses kelompok
    Tiga fungsi yg menjelaskan gejala yg timbul dlm proses kelompok, yg timbul dlm proses interaksi antaranggota kelompok:
    a) sbg penimbul gagasan baru dan penyelesaian kreatif
    b) sbg mekanisme pemcahan masalah
    c) sbg pelancar pelaksanaan majemuk

    Ketiga fungsi tsb berkaitan dgn pandangan Leavitt bahwa proses manajemen dpt dbagi kedalam 3 tahap:
    • Tahap Pemanduan (pathfinding)
      Pemanduan bersibuk diri dgn penemukenalan dari tujuan, dgn penciptaan masalah2 yg menarik.
    • Tahap Pemecahan Masalah
    • Tahap Implementasi
      mencakup kegiatan membentuk, menyusun, menjual, membuat sesuatu terjadi.
Gejala2 Kelompok
  1. Konformisme (kesamaan / kecocokan)
    - mengandung unsur tekanan untuk suatu individu
    - saling menyesuaikan
  2. Kelekatan (Cohesiveness): memiliki kebersamaan
    Faktor2 yg ikut menentukan derajat (Robbins):
    • lamanya waktu berada bersama dlm kel
    • parahnya masa awal
    • besarnya kelompok
    • ancaman dari luar
    • keberhasilan di masa lalu
  3. Sinesrgi: satuan = 1+1>2
  4. Groupthink: cenderung negatif
    Janis (Janis & Mann, 1977) menjabarkan gejala berpikir kelompok secra berurutan:
    • kelompok memiliki ilusi bahwa mereka kebal
    • kel trelibat dlm rasionalisasi kolektif u memotong informasi yg berbeda, menentang
    • kel mulai percaya pd moralitas inheren tentang apa yg ingin dilakukan
    • kel mengembangkan stereotip dari kel lain & dari para penentang
    • kel memberi tekanan langsung kpd para penentang untuk membuat diam mereka
    • para anggota mulai menyensor pemikiran mereka sendiri
    • kel mulai percaya akan kebulatan kesepakatannya karena tidak ada penentang & kepercayaan bahwa "diam berarti menyetujui".
    • bbrpa anggota dari kelompok mulai berfungsi sbg "penjaga pikiran" (mindguards) penjaga yg "melindungi" para pemimpin dari pandangan yg menyimpang dg menjerakan scr aktif para penentang untuk mengungkapkan ketidak setujuan mereka.
    Hanya pada kelompok yg berada dlm kondisi tertentu gejala tsb dpt timbul. Kondisinya ialah jika kelompok:
    a) memiliki kelekatan yg tinggi
    b) terasing dari kel lain dgn pandangan berbeda
    c) tdk memiliki prosedur metodologikal untuk mengkaji & memilih informasi jwbn altenatif yg relevan
    d) tdk mmliki prosedur yg sistematis untuk menilai alternatif2
    e) memiliki pimpinan otoriter yg kuat, yg menjerakan para penentang
  5. Polarisasi Kelompok (Group Polarization)
  6. Teori Motivasi Berprestasi (Achievement motivation)
    - tentang kebutuhan berprestasi (need for achievement)
    - tenteng kebutuhan berkuasa (need for power)
    - kebutuhan untuk berafiliasi/berhubungan (need for affiliation)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar